Apakah HIV?
HIV merupakan singkatan dari ’
human immunodeficiency virus’.
HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan
tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages–
komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau
mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya
penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan
defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat
lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit.
Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih
rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang
menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan.
Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah
dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut
memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Apakah AIDS?
AIDS adalah singkatan dari ‘
acquired immunodeficiency syndrome’ dan
menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan
menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai
penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi
tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi
AIDS.
Apakah gejala-gejala HIV?
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena
tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal.
Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti
deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan
pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion.
Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya
terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang
terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain.
Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh
seseorang adalah melalui tes HIV.
Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan
tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan
dapat menyebabkan berkembangnya AIDS.
Kapankah seorang terkena AIDS?
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat
pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun.
AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang
dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization) sebagai berikut:
- Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
- Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
- Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang
berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC
paru-paru), atau
- Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada
saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang
saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit
HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.
Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS?
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang
lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan
menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun,
kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat
memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral
load) dalam tubuh yang terinfeksi.
Tes HIV
Apakah tes HIV?
Tes HIV merupakan pengujian untuk mengetahui apakah HIV ada dalam
tubuh seseorang. Tes HIV yang umumnya digunakan adalah yang mendeteksi
antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh dalam merespons
HIV, karena antibodi itu lebih mudah (dan lebih murah) dideteksi
dibanding pendeteksian virus itu sendiri. Antibodi diproduksi oleh
sistem kekebalan tubuh dalam merespons suatu infeksi.
Bagi sebagian besar orang, antibodi tersebut memerlukan waktu tiga
bulan untuk berkembang. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi,
antibodi ini perlu sampai enam bulan untuk berkembang.
Setelah kemungkinan pajanan, berapa lamakah saya harus menunggu sebelum menjalani tes HIV?
Hendaknya anda menunggu tiga bulan setelah pajanan sebelum dites HIV.
Walaupun tes antibodi HIV sangat sensitif, ada “periode jendela” selama
tiga sampai 12 minggu, yang merupakan periode antara terinfeksi HIV
dengan kemunculan antibodi yang dapat dideteksi. Dalam hal tes anti HIV
paling sensitif yang saat ini direkomendasikan, ?periode jendela?-nya
adalah sekitar tiga minggu. Periode ini bisa saja lebih lama bila tes
yang kurang sensitif yang digunakan.
Selama “periode jendela”, orang yang terinfeksi HIV tidak memiliki
antibodi yang dapat dideteksi oleh tes HIV dalam darahnya. Kendatipun
demikian, seseorang mungkin sudah memiliki HIV dalam kadar tinggi dalam
cairan tubuhnya seperti darah, cairan semen, cairan vagina, dan ASI. HIV
dapat ditularkan ke orang lain selama “periode jendela” ini, walau tes
HIV mungkin saja tidak menunjukkan bahwa anda tidak terinfeksi HIV.
Mengapa saya harus menjalani tes HIV?
Ada dua keuntungan penting bila anda mengetahui status HIV. Pertama,
bila anda terinfeksi HIV, anda dapat mengambil langkah-langkah yang
dipandang perlu sebelum gejala muncul, yang secara potensial dapat
memperpanjang hidup anda selama beberapa tahun. Kedua, bila anda tahu
bahwa anda terinfeksi, anda dapat mengambil segala kewaspadaan yang
dipandang perlu untuk mencegah penyebaran HIV kepada orang lain.
Di mana saya dapat menjalani tes/ pemeriksaan?
Banyak tempat di mana anda dapat dites HIV: di kantor praktek dokter
swasta, departemen kesehatan setempat, rumah sakit, klinik keluarga
berencana, dan tempat-tempat yang secara khusus dibangun untuk
pengetesan HIV. Cobalah untuk mencari tahu tentang tes di tempat dimana
konseling HIV/AIDS diberikan.
Apakah hasil tes saya bersifat rahasia?
Semua orang yang melakukan tes HIV harus memberikan izin sebelum dites. Hasil tes harus mutlak dijaga kerahasiaannya.
Ada berbagai jenis tes yang tersedia:
Para ahli kesehatan yang menangani tes HIV menyimpan hasil tes dalam
data medis secara rahasia. Hasil tidak dapat dibagi dengan orang lain
tanpa izin tertulis dari orang yang dites.
nama orang yang dites tidak digunakan dalam kaitannya dengan tes
tersebut. Sebagai gantinya, sebuah nomor kode diterakan dalam tes, yang
memungkinkan individu yang dites menerima hasil tes. Tidak ada dokumen
tersimpan yang dapat mengaitkan orang dengan tesnya.
Kerahasiaan bersama (shared confidentiality) dianjurkan, dalam artian
kerahasiaan tersebut juga dipegang oleh orang lain yang mungkin
meliputi anggota keluarga, orang yang dicintai, para pengasuh, dan
teman-teman yang layak dipercaya. Namun perlu hati-hati dalam membuka
hasil tes HIV karena dapat menimbulkan diskriminasi dalam perawatan
kesehatan, serta lingkungan profesi dan sosial. Oleh karena itu
keputusan atas kerahasiaan bersama harus sepenuhnya atas kehendak orang
yang akan dites. Walaupun hasil tes HIV sebaiknya tetap dijaga
kerahasiaannya, para ahli seperti konselor, pekerja sosial, dan pekerja
kesehatan perlu juga untuk mengetahui status HIV-positif seseorang dalam
upaya memberikan perawatan yang sesuai.
Apa yang harus saya lakukan ketika saya terjangkit HIV?
Berkat perkembangan pengobatan baru, kini terdapat lebih banyak orang
yang hidup dengan HIV (ODHA) dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan
lebih lama. Sangatlah penting bagi anda untuk memiliki dokter yang tahu
bagaimana cara perawatan HIV. Konselor atau perawat terlatih dapat
memberikan konseling dan merekomendasikan dokter yang tepat.
Selain itu, anda dapat melakukan hal-hal berikut agar tetap sehat:
- Ikuti petunjuk dokter anda. Atur dan tepai janji dengan dokter. Bila
dokter anda memberi resep, minumlah sesuai dengan yang tertera dalam
resepnya.
- Lakukan imunisasi (suntikan) untuk mencegah infeksi seperti pneumonia dan flu (setelah berkonsultasi dengan dokter anda).
- Bila anda merokok atau anda menggunakan obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter anda, segera hentikan.
- Makan makanan yang sehat.
- Berolahragalah secara teratur agar tetap sehat dan kuat.
- Tidur dan beristirahatlah dengan cukup.
Apa artinya bila tes HIV saya hasilnya negatif?
Hasil tes yang negatif berarti bahwa di dalam darah anda, tidak
terdapat antibodi HIV saat Anda melakukan tes. Bila anda negatif,
pastikan bahwa anda tetap seperti itu: pelajari berbagai fakta mengenai
penularan HIV dan hindarkan diri agar tidak terjerumus dalam perilaku
yang tidak aman.
Kendatipun demikian, masih terdapat kemungkinan terinfeksi, karena
sistem kekebalan tubuh memerlukan waktu sampai tiga bulan untuk
memproduksi antibodi dalam jumlah yang cukup untuk mengindikasikan
infeksi dalam tes darah anda. Sangat disarankan untuk melakukan tes
ulang beberapa waktu setelah tes pertama itu, dan seraya menunggunya,
anda bersifat waspada. Selama “periode jendela” sangat besar kemungkinan
seseorang untuk menularkan, dan karenanya, anda hendaknya melakukan
berbagai upaya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penularan.